Sekarang Naik Borobudur Harus Bayar 750 ribu, Inilah 5 Alasan Dibalik Kenaikan Tiketnya

- 7 Juni 2022, 11:41 WIB
Candi Borobudur merupakan salah satu situs warisan budaya dunia.
Candi Borobudur merupakan salah satu situs warisan budaya dunia. /pexels

Candi yang usianya diperkirakan mencapai 12 abad ini dikabarkan mulai mengalami pelapukan. Kondisi ini tentu menuntut pemerintah mengambil langkah tegas mengingat Candi Borobudur adalah salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.

  1. Meminimalisir Efek Overtourism

Demi mengurangi kelebihan beban atau overload pengunjung setiap harinya, nantinya hanya 1.200 orang saja yang diperbolehkan naik keatas candi demi meminimalisir penurunan kondisi candi.

Berdasarkan data yang diperoleh Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Edy Setijono, sebelum pandemi Covid-19, rata-rata jumlah turis yang menaiki bangunan bersejarah itu mencapai 10.000 orang per harinya.

Kelebihan beban yang melampaui daya dukung fisik atau physical carrying capacity dari Candi Borobudur inilah yang jadi salah satu faktor terjadinya kerusakan.

Jumlah pengunjung yang terlalu banyak juga terbukti menyulitkan pengelola dalam mengawasi dan mencegah aksi-aksi perusakan serta vandalisme.

Tahun 2020 saja, Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) mencatat 3.074 titik noda vandalisme (permen karet, puntung rokok dan corat-coret) yang ditinggalkan pengunjung di situs warisan budaya dunia tersebut.

  1. Dorong Quality Tourism dan Tinggalkan Mass Tourism

Pemerintah berencana menjadikan Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.

Konsep quality tourism atau pariwisata berkualitas nantinya akan lebih dikedepankan ketimbang mass tourism yang mengutamakan jumlah wisatawan. Dengan begitu, kenaikan harga tiket otomatis menjadi filter yang sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian situs.

"Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya. Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sunggu, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp750.000, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi," tutur Edy Setijono sebagaimana dikutip dari Antara News.

  1. Stimulan Perekonomian Warga Lokal

Kenaikan harga diiringi dengan pembatasan pengunjung dinilai bermanfaat bagi pedagang lokal di sekitar Candi Borobudur.

Halaman:

Editor: Mamik Hidayat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini